Kepala SKK Migas Paparkan Upaya Tingkatkan Produksi dan Kontribusi Hulu Migas di Era Transisi Energi
Jakarta – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Djoko Siswanto, menegaskan komitmen SKK Migas dalam meningkatkan produksi dan kontribusi sektor hulu migas di tengah era transisi energi.
Hal ini disampaikannya dalam Public Lecture bertema Energy Transition Towards A Low – Carbon Economy yang berlangsung di Auditorium PLN, hasil kolaborasi antara SKK Migas, PLN, dan Universitas Dundee, Skotlandia. Acara ini turut dihadiri Duta Besar Inggris untuk Indonesia, His Excellency Dominic Jeremy, Rabu (19/2/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Djoko tidak hanya berbagi pengalaman profesionalnya tetapi juga mengenang perjuangannya saat menempuh studi di Universitas Dundee. Ia mengapresiasi perjalanan kariernya yang terus berkembang hingga mencapai posisi saat ini.
Upaya Peningkatan Produksi dan Lifting Migas
Di tengah upaya percepatan transisi energi, Djoko menegaskan bahwa migas masih menjadi pilar utama dalam penyediaan energi di Indonesia. Untuk itu, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus mendorong peningkatan produksi dan lifting minyak dan gas bumi.
Pada tahun 2025, SKK Migas menargetkan pemboran sumur eksplorasi meningkat menjadi 46 sumur, naik 18% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Sementara itu, pemboran sumur eksploitasi ditargetkan mencapai 993 sumur atau naik 11% dibandingkan tahun lalu.
Djoko juga menyoroti berbagai proyek strategis nasional yang sedang berlangsung, termasuk proyek BP Tangguh yang menjadi prioritas bagi kerja sama Inggris dan Indonesia. Proyek Tangguh UCC yang dikembangkan BP akan menjadi bagian dari transisi energi dengan teknologi carbon capture storage (CCS).
Proyek ini diproyeksikan menghasilkan gas hingga 476 MMSCFD pada puncak produksinya dan memiliki potensi kapasitas CCS sebesar 1,8 gigaton, dengan total investasi mencapai US$ 4,5 miliar atau setara Rp 67,5 triliun. Proyek ini ditargetkan onstream pada tahun 2029.
Kolaborasi, Kebijakan, dan Investasi untuk Masa Depan Energi
Selain membahas teknis produksi, Djoko menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung investasi dan keberlanjutan industri migas. Ia menyatakan bahwa keseimbangan antara kebijakan dan dunia bisnis harus terus dijaga untuk menciptakan lingkungan yang kompetitif dan ramah investasi.
Sebagai negara pelopor dalam skema Kontrak Bagi Hasil, Indonesia memiliki peran strategis dalam menarik investasi global di sektor energi. Djoko optimistis bahwa melalui kolaborasi lintas sektor, pemanfaatan teknologi, serta dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan ketahanan energi nasional dan berkontribusi dalam upaya transisi energi global.
Acara Public Lecture ini menjadi ajang diskusi penting antara para pemangku kepentingan untuk mempercepat transisi energi dengan pendekatan kolaboratif. Djoko menutup paparannya dengan mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun masa depan energi yang lebih berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia.(*)